Sabtu, 15 Mei 2010

Yuk, Ngeblog

Hari gini nulis diary? Hello... Kan udah tahun 2010 gitu. Lagian zaman sekarang, dua tahun lagi menjelang kiamat (menurut ramalan suku Maya dalam film 2012 ya... hehehe), kan emang udah jamannya hemat kertas sebagai bagian dari gaya hidup gitu loh! Global warming, mannn.... Halah.

Tapi tahu nggak sih, seni menulis diary (baca: menulis sesuatu di buku harian) adalah sebuah kebiasaan baik yang nggak mandang zaman. Artinya, mau zaman Nenek Srintil makan upil (huweeekkkk.... jorki bener nih anak!) atau zaman kuda makan pizza, menulis is the best method to exercise our logic. Minimal, inilah manfaat menulis yang pernah dipaparkan oleh Joni Ariadinata (dalam Buku Sakti Menulis Fiksi, Pustaka Annida, 2004: p.11).

Masih menurut sastrawan yang aktif di majalah sastra Horison dan pernah menjadi pengasuh tetap rubrik Galeri di majalah Annida dan Annida-Online.com, menulis adalah latihan strategi. Ketika kita berhubungan dengan orangnya yang lebih tinggi, tulisan adalh salah satu cara pendekatan kita untuk bisa lebih estetik, lebih humanis. Makanya, doi juga bilang kalo menulis itu perkara sulit. Nggak semua orang bisa. Kudu cerdas dulu untuk bisa menulis bagus, kudu banyak pengetahuan dan wawasan. Nggak asal bunyi alias asbun. Butuh kejelian yang ruarrrr biasa untuk bisa menghasilkan tulisan yang baik, juga mencerahkan bagi orang lain (minimal buat diri sendiri deh!)

Duh, rumit amat ya?

Ya, menulis memang perkara sulit. Tapi hal yang sulit toh bukan berarti mustahil, bukan? Nah, butuh kerja keras, sungguh-sungguh, dan latihan yang waktunya nggak bisa tuh diukur sama gala buat ngambil jambu di puun tetangga. Alias ya, laaaaaamaaaa banget. Nggak lama-lama banget sih. Tergantung tekad, niat, dan usaha, juga doa kamu sih. Man jadda wa jada. Kalo sungguh-sungguh pasti dapat hasilnya kok.

Nah, balik ke diary atau menulis di buku catatan (asal nggak di catatan utangnya mang kredit ya...), ternyata diary bisa loh jadi media untuk latihan kita menulis tadi itu. Ngasah "pisau" eh, salah pena maksudnya biar tulisan yang masih kaku-kaku bisa diurut jadi lebih lemes, luwes, mendayu-dayu kayak lagu melayu. Halah...

Tapi, kan seperti di awal paragraf tuh, katanya haee gene (pake gaya anak gaul getoooh...) nggak musim lagi tuh menulis diary. Apalagi buat anak abege yang nggak mau dipanggil anak kecil lagi nih, pasti deh bilang kalo menulis diary tuh cuma kerjaan anak SD, minimalnya anak kecil deh. So? Kenapa nggak pindah ke blog? Zaman makin canggih, pengetahuan makin luas, media yang ditawarkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi juga kian memudahkan kita untuk melatih logika kita melalui aktivitas menulis. So, kenapa nggak coba blog sebagai ajang latihan menulismu? Apalagi, tawaran media blog jelas jauuuuuuuuuuh berbeda banget-banget dengan diary atau buku harian tadi. Mulai dari karakteristik media blog itu sendiri hingga sifatnya. Pokoknya beda deh (kayaknya kuda nil juga tau ya blog n buku harian emang beda banget.... Iyalah!!!, hehehe)

Saya sendiri udah mulai ngeblog sejak tahun 2005. Tapi jujur, saya bukan tipe blogger yang betah di satu situs atau satu domain saja. Bahkan saya udah pernah nyoba bikin account blog di hampir semua penyedia layanan blogging. Kalau dihitung-hitung mungkin saya pernah buka sampai 7 domain blog yang berbeda. Bangga gitu? Mau nyombong gitu? BUkan, bukan! Justru dari pengalaman saya ini, saya mulai mengevaluasi bahwa punya banyak account blog nggak selamanya bagus. Karena potensi untuk nggak diurus juga cukup besar. Ya, minimal, itulah yang saya alami.

So? Kalaupun saya membuka account blog terbaru ini (lagi), semata karena pengen lebih istiqomah dalam mengasah keyboard komputer saya untuk senantiasa menghasilkan tulisan yang semoga bisa mencerahkan dan media dakwah buat diri saya pribadi, syukur-syukur buat orang lain juga... :)

Soal kualitas? Hadooh, namanya juga latihan, jadi semoga di sinilah saya bisa terus mengupgrade pengetahuan, wawasan, dan kualitas tulisan saya menjadi lebih baik, baik lagiii. So, yuk ngeblog (lagi)!!! :)

Utankayu, Sabtu, 15 Mei 2010; 20:04
Menunggu tuan puteri selesai mandi... hihihi