Rabu, 11 Agustus 2010

Ramadan Tahun Ini (Sebuah Refleksi Pribadi)



Marhaban ya ramadan... Semoga kegembiraan menyambut ramadan tahun ini bukan sekadar larut dalam euforia semata, tapi lebih karena rasa rindu dan ketakwaan kita pada Allah Swt.

Secara pribadi, ramadan tahun ini seakan oase yang lama saya nantikan. Awal tahun 2010 ini termasuk tahun-tahun penuh cobaan.

Hwaah... bahkan pada masa-masa sulit kemarin, saya selalu berharap kalau bulan-bulan itu adalah bulan ramadan. Nggak tahu kenapa berpikir begitu. Tapi memang selalu ada atmosfer yang berbeda yang saya rasakan di bulan ini. Entah apa itu.

Mungkin karena di bulan inilah sumber segala petunjuk bagi manusia (baca: Al-Quran) diturunkan ke muka bumi melalui nabi Muhammad Saw. Mungkin juga dengan "obral" pahala yang Allah janjikan dalam bulan ini. Atau barangkali karena Allah menyisipkan malam-malam qadr yang mahadahsyat. Entah... Tapi, selalu... selalu ada yang menyebabkan saya merindukan ramadan lebih dari sekadar hal-hal di atas, dari tahun ke tahun.

Tahun ini misalnya, ah... rasanya banyak hal yang mesti saya perbaiki. Harus, bahkan! Hubungan saya dengan Allah mungkin harus saya evaluasi selama setahun lalu. Khawatir ada banyak "lemak jenuh" yang mengiringi setiap langkah 'amal saya. Saya coba menelaah hati saya lebih dalam. Karena ialah sumber dari terciptanya tingkah laku yang tampak, sikap yang mengemuka, dan ucapan yang terlisankan.

Teringat sebuah nasihat dari seorang sahabat (yang sudah kuanggap kakak dan guru); sejatinya hubungan seseorang dengan tuhannya; Allah, dan hubungannya dengan sesama manusia bisa saling menegaskan. Tahun ini, ada banyak hubungan antara saya dan sesama yang terjalin penuh dengan intrik. Kepentingan-kepentingan yang mengotori idealisme diri, cara-cara pertahanan diri yang lemah, kenaifan, kegamangan yang tak pernah bisa dipecahkan hakikatnya adalah ciri pribadi yang jauh dari sentuhan hidayahNya. jauhnya jarak antara ia dan hidayah Tuhannya barangkali karena masalah jalinan ia dan tuhannya yang tak seintim orang-orang mukmin lainnya. Dan, itulah yang amat mungkin terjadi pada diri ini.

Setiap kita memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi masa-masa sulit. Allah juga hanya menyematkan ujian bagi mereka yang dianggap mampu melewatinya. Satu masa sulit yang saya lewati kadang membuat saya berpikir bahwa mungkin benar, Allah percaya saya mampu melewatinya. Tapi sayang, saya memang just an ordinary people... amat biasa untuk bisa disandingkan dengan orang-orang beriman di sekitar saya, bahkan. Keterpurukan, tangis, kecewa, kesedihan, putus asa, yang bersanding dengan nikmatNya, hidayahNya, yangn membuat saya bisa tetep bahagia, menatap segala sesuatu dengan lebih bijak dan positif membuktikan bahwa saya memang manusia biasa, sangat biasa, dan sangat manusiawi.

Dan, besarnya kebahagian, rasa rindu ini--pada Allah dan khususnya ramadan--biarlah hanya saya dan Allah yang tahu. Mengapa? Karena kalaupun saat ini saya bersukaria menyambut tamu agung itu, semata karena saya rindu pulang. Pulang untuk mensucikan diri yang berlumur dosa. Pulang untuk menemukan kembali asa yang hampir terkoyak dengan segala bisikan nafsu setan. Pulang untuk menemukan kembali makna dirinya, hidupnya, dan kehidupan serta eksistensi dirinya di dunia ini.

So, marhaban ya ramadan.. ramadan mubarok, semoga ia tak terlewatkan dengan sia-sia. Semoga kedatangannya menebarkan kesejukan di hati orang-orang yang merindu hidayah-Nya. Semoga ramadan tahun ini akan selalu tertanam dan berbekas di 11 bulan berikutnya. Semoga... semoga... semoga... hanyalah kebaikan yang dapat kita ambil dari bulan penuh rahmat ini... Aaamiin...

Jelang ramadan yang tinggal esok, untuk semua kerabat, sanak saudara dan handai taulan serta sahabat.... mohon maaf lahir bathin. Maaf atas segala kesalahan di bulan2 lalu. Maaf atas segala khilaf yang entah menyakitimu atau tidak.. Sungguh segala kesempurnaan milik Allah dan keburukan juga kenaifan murni karena diri ini yang terlalu dhaif... Maaf, maaf, maaf...

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Ramadhan 1431 H...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar