Rabu, 11 Agustus 2010

Tarawih: The Special One in Ramadhan (part one)



Kali ini, kita bahas beberapa amalan sunnah di bulan Ramadan yuks. Mumpung lagi ramadan, ajang memperbaiki dan memperbanyak ibadah sebagai upaya lebih dekat pada Allah (taqarrub ilallah). Mumpung pahala lagi diobral sama Allah, kita keruk keuntungan bulan berlipat pahala ini. Mumpung-mumpung-mumpung... Yuk, ah kita bahas satu-satu ibadah-ibadah dan amalan-amalan Ramadan... :)

Salah satu amalan sunnah yang hanya ada di malam-malam bulan Ramadan adalah shalat tarawih. Beberapa kawan sering salah sangka bahwa yang namanya sunnah, ya hanya sunnah—nggak jadi prioritas utama untuk dikerjakan. Toh, hanya sunnah; dikerjakan dapat bonus pahala kalau ditinggal ya nggak masalah apalagi berdosa. Pemikiran ini jugalah yang akhirnya menyebabkan sebagian kaum muslim—termasuk kawan-kawan saya—lebih mengejar acara-acara buka bersama sampai jelang sahur (ada loh, salah seorang kawan pernah cerita soal acara buka bersama yang berlangsung sampai jelang sahur, ngapain aja tuh?? He...).

Boro-boro mau qiyamullail (tahajud, hajat, atau shalat sunnah tasbih) dan tadarus, tarawih yang keliatan semarak di Indonesia karena banyak dilaksanakan secara berjamaah di masjid-masjid aja dilewatkan begitu saja. Padahal, selain karena amalan sunnah bisa melengkapi amalan wajib dan di bulan Ramadan Allah memberikan pahala untuk ’amalan-a’amalan sunnah sebanding dengan pahala ’amalan-’amalan wajib, the special thing yang terkandung dalam amalan shalat tarawih di bulann Ramadhana ini punya banyak keistimewaan, seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw dalam haditsnya:

’An Ali ibn abi thalib radiyallahu ’anhu, annahu qaala; suilan nabiyyu shallallahu ’alaihi wa sallama ’an fadhaailat taraawiihi fii syahri ramadhaann, fa qaala (Diriwayatkan dari sayyidina Ali bin Abi Thalib bahwasanya ia berkata: nabi Saw pernah ditanya tentang keutamaan-keutamaan shalat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau bersabda:)

1. Yakhrujul mu’minu min dzanbihi fii awwali lailatin kayaumin waladathu ummuhu;
Di malam pertama, dosa seorang mukmin keluar laksana anak yang baru dilahirkan ibunya;

2. Wa fi lailatits tsaniyah, yaghfiru lahuu wa liabwaihi in kaanaaa mu’minain;
Dan di malam kedua, Allah Swt mengampuni baginya dosanya dan dosa kedua orangtuanya apabila keduanya beriman;

3. Wa fi lailatits tslitsati, yunaadii malakun min tahtil ’arsyi ista’niful ’amala ghafarallahu maa taqaddama min dzanbika;
Dan pada malam ketiga, menyeru malaikat dari bawah ’arsy; ”mulailah kalian beramal! maka Allah ampuni dosa kalian yang telah lalu”;

4. Wa fi lailatir rabi’ah, lahuu minal ajri mitslu qiradatit taurati wal injiili waz zabuuri wal furqaani;
Dan di malam keempat, baginyalah pahala seperti pahala membaca kitab taurat, injil, zabur, dan al furqaan (al-Quran);

5. Wa fi lailatil khaamisah, a’thahullahu ta’aala mitslu man shalla fil masaajidil haraami wa masaajiidil madiinati wal masaajidil aqsha;
Dan di malam kelima, Allah telah memberi baginya pahala seperti orang yang shalat di masjidil Haram, masjidin nabawiyyah, dan masjidil aqsha;

6. Wa fi lailatis sadisah, a’thaahullahu tsawaba man thaafa bil baitil ma’muuri wa yastaghfiru lahu kullu hajarin wa madrin;
Dan pada malam keenam, Allah Ta’ala berikan baginya pahala seperti malaikat berthawaf di Baitul Ma’Mur (yang ada di langit) dan setiap batu dan kerikil akan memohonkan ampun baginya;

7. Wa fi lailatis sabi’ah, fakaannamaa adraka muusa ’alaihis salamu wa nasharahu ’ala fir’auna wa haamaan;
Dan di malam ketujuh, seolah-olah dia sampai/berjumpa dengan Nabi Musa As dan Nabi Musa As menolongnya dari siksa Fir’aun dan Hamman;

8. Wa fi lailatits tsaaminah, a’thaahullahu ta’aala maa a’thaa ibraahiima ’alaihis salaam;
Dan di malam kedelapan, Allah ta’ala berikan pahala sebagaimana pahala yang pernah diberikan kepada nabi Ibrahim As.;

9. Wa fi lailatit taasi’ah, fa kaannamaa ’abdallahu ta’aala ’ibaadatan nabiyyi ’alaihish shalaatu wassalaam;
Dan di malam kesembilan, seolah-olah dia beribadah kepada Allah ta’ala sebagaimana ibadahnya Nabi (Muhammad) Saw.;

10. Wa fi lailatil ’aasyirah, yarzukuhullahu ta’aala khairad dunyaa wal aakhirah;
Dan di malam kesepuluh, Allah limpahkan baginya rezeki kebaikan dunia-akhirat;

*to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar